Sabtu, 16 Mei 2009

PERISTIWA PEMBELAJARAN
Saturday, 08 November 2008

Dikirim oleh madewena

PENDAHULUAN

Teori belajar pengelolahan informasi mendeskripsikan bahwa tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Gagne (1985) mengemukakan bahwa tahapan-tahapan ini dapat dimudahkan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang mengikuti urutan tertentu, yang ia sebut dengan “peristiwa pembelajaran”(the events of intruction)”. Peristiwa-peristiwa pembelajaran ini mempreskripsikan kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk kapabilitas apapun yang dipelajari.


POKOK BAHASAN
Peristiwa pembelajaran ini di bagi menjadi 9 tahapan, yang diasumsikan sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam belajar. Hakekat suatu peristiwa pembelajaran berbeda tergantung pada kapabilitas apa yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. “Learning intellectual skills requires a different design of intructional events from those required for learning verbal information or for those required for learning motor skills, and so on (Gagne, 1985)
Dilihat dari taksonomi variabel pembelajaran yang dikembangkan oleh Reigeluth (1983) adalah model rancangan pembelajaran The Event of Instruction, termasuk sub variabel pengorganisasian isi pembelajaran yang merupakan bagian variabel metode pembelajaran.
Ditinjau dari tingkat kegiatan pengorganisasian isi, model the event of instruction, termasuk strategi mikro yang digunakan khusus untuk menata sajian atau konsep, atau prinsip atau prosedur pada pokok bahasan tertentu; berbeda dengan stratgei makro yang diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi (Degeng, 198). Pada dasarnya hakehat dari tahapan pembelajaran berbeda bergantung pada tujuan belajar yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. Tahapan pembelajaran yang dikembangkan Gagne (1985) meliputi:
(l) menarik perhatian
(2) memeritahukan tujuan pembelajaran
(3) merangsang ingatan pada prasyarat belajar
(4) menyajikan bahan perangsang
(5) memberikan bimbingan belajar
(6) menampilkan unjuk kerja
(7) memberi balikan
(8) menilai unjuk kerja
(9) meningkatkan retensi dan alih belajar.

1. Manarik Perhatian
Menarik perahatian merupakan kegiatan paling awal dalam proses PBM. Menurut Dick & Carey (1985) menarik perhatian siswa dan mempertahankannya selama pembelajaran merupakan langkah awal strategi pembelajaran. Hidi (1990) mengungkapkan bahwa perhatian merupakan hal penting dalam menentukan pemilihan dan melakukan pemrosesan informasi. Perhatian juga memegang peran utama dalam kegiatan aktifitas mental pada pembelajaran agar terjadi proses belajar. Berkaitan dengan pembelajaran dalam bidang sain atau teknik, Martinez dan Haertel (1991) mengatakan bahwa variabel perhatian merupakan suatu yang penting, karena mempengaruhi prestasi akademik jangka pendek (shortterm academic achievement). Menurut Gagne (1975) kegiatan menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberikan perubahan-perubahan rangsangan secara mendadak seperti gerak tubuh, perubahan suara, atau sajian visual tertentu.
Sedangkan menurut Keller dan Kopp (1987) secara garis besar ada tiga jenis strategi untuk membangkitkan dan mempertahankan siswa yaitu (l) membangkitkan daya persepsi siswa dengan jalan menyajikan sesuatu yang mencengangkan, esuatu yang mengherankan, sesuatu yang membingungkan dan sesuatu yang kontradiktif, (2) menumbuhkan hasrat ingin meneliti, dengan jalan (a) merangsang aktif merespon yaitu merangsang minat siswa dengan menggunakan interaksi pertanyaan-respon-umpan balik, (b) menciptakan masalah yaitu memberi kesempatan siswa memecahkan masalah, (c) menciptakan misteri, yaitu menciptakan situasi pemecahan masalah dalam konteks yang membutuhkan eksplorasi dan daya pengungkapan rahasia pengetahuan, dan (3) mengunakan elemen pembelajaran secara variatif, dapat dilakukan dengan meringkas bagian- bagian pembelajaran, menciptakan respon yang saling pengaruh memengaruhi dan mengintegrasikan media secara fungsional.

2. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
Tahap berikutnya memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa dengan maksud agar siswa dapat menjawab pertanyaan" bagaimana saya tahu bahwa saya sudah belajar?" Tujuan pembelajaran merupakan uraian rinci tentang sesuatu (isi pembelajaran) yang akan mampu dikerjakan siswa selesai mengikuti satu satuan pembelajaran. Ditinjau dari sudut siswa, tujuan pembelajaran diartikan sebagai deskripsi tentang perilaku yang diharapkan dapat dimiliki setelah mengikuti pembelajaran (Davis, 1976). Sedangkan dari segi bentuknya, tujuan belajar berarti deskripsi unjuk kerja yang akan ditunjukkan siswa sebagai hasil pembelajaran (Mager, 1975); atau dapat juga dikatakan sebagai deskripsi terinci tentang sesuatu yang diharapkan dapat dilakukan siswa setelah menyelesaikan suatu unit pembelajaran tertentu (Dick and Cerey, 1985).
Pemberitahuan tujuan pembelajaran akan memberi arah pada seluruh kegiatan PBM yang ingin dicapai. Menurut Dick and Carey (1985) perumusan tujuan pembelajaran berguna dalam (l) menspesifikasi perilaku yang akan diajarkan, (2) menentukan siasat bagi pembelajaran, dan (3) menetapkan kriteria untuk mengevaluasi unjuk kerja siswa sesuai pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh melalui analisis terhadap pembelajaran. Dalam setiap keterampilan yang dikenali dalam analisis pembelajaran paling sedikit satu tujuan atau lebih dapat dirumuskan. Kegiatan ini termasuk perumusan tujuan untuk keterampilan yang dikenal sebagai tingkah laku masukan (entry behavior). Dengan menginformasikan tujuan belajar, siswa dapat mengetahui tentang proses yang terjadi pada dirinya sewaktu belajar. Tujuan belajar yang dirumuskan secara spesifik tidak hanya berguna bagi perancang pembelajaran, tetapi berguna pula bagi siswa. Dengan penginformasian tujuan belajar dapat memotivasi siswa dalam belajar, sebab dengan mengetahui tujuan belajarnya siswa tidak akan menyimpang dari arah yang akan dituju.

3. Merangsang Ingatan Pada Prasyarat Belajar
Keterampilan prasyarat belajar adalah keterampilan yang harus dikuasai siswa agar dapat belajar secara efisien seperti yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran (Dick and Carey, 1985). Dalam proses pembelajaran prasyarat belajar ini harus dimunculkan kembali dalam memori siswa. Karena merangsang ingatan pada prasyarat belajar dapat memudahkan belajar kapabilitas baru (Gagne, 1985). Hal ini dapat dilakukan dengan kalimat sederhana yaitu hanya mengingatkan pada hal-hal yang sudah dipelajari.

4. Menyajikan Bahan Perangsang
Tahap berikutnya menyajikan bahan perangsang, yang bertujuan untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap pembelajaran. Menurut Gagne (1977) agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik maka pada proses pembelajaran, guru harus menyajikan bahan perangsang guna menarik perhatian siswa. Menurut Degeng (1989) apabila yang dipelajari adalah informasi verbal, bahan perangsang dapat berupa bahan-bahan tercetak, seperti copy dari suatu bab buku teks atau secara lisan dengan rekaman. Apabila yang dipelajari suatu keterampilan intelektual, maka obyek-obyek atau simbul-simbul yang termasuk dalam konsep, atau kaidah atau masalah yang ingin dipecahkan, perlu disajikan. Untuk keterampilan motorik bahan perangsang yang biasanya perlu disajikan adalah situasi ketika keterampilan itu ditampilkan.

5. Bimbingan Belajar
Memberikan bimbingan belajar berguna untuk membantu siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh (Gagne, 1985). Dalam setiap kegiatan pembelajaran, kadang-kadang siswa akan mengalami suatu kesulitan misalnya dalam memahami konsep, prosedur maupun prinsip. Untuk memudahkan siswa memahami masalah tersebut perlu diberi bimbingan belajar oleh guru. Umpamanya, dalam belajar suatu konsep, bimbingan belajar diberikan agar siswa memahami karakteristik utama konsep itu. Dalam mengajar suatu prosedur, misalnya dalam mendiagnose kemacetan suatu mesin, bimbingan belajar yang diberikan bisa berupa daftar cek tentang langkah-langkah berurutan dari prosedur yang harus diikuti sampai ditemukan sebab-sebab kemacetan mesin (Degeng, 1989).


6. Menampilkan Unjuk Kerja Sedangkan tahap menampilkan unjuk kerja berguna untuk meyakinkan siswa bahwa ia telah menguasai kapabilitas. Oleh karena itu siswa perlu menampilkan kapabilitas itu dalam bentuk yang dapat diamati (Degeng, 1989). Hal ini dapat dilakukan dengan memberi suatu pertanyaan-pertanyaan pada siswa. Melalui jawaban siswa tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan siswa untuk menampilkan unjuk kerja.

7. Memberi Balikan (Feed back)
Memberi balikan merupakan tahap pembelajaran yang amat penting, guna dapat mencapai hasil belajar yang optimal (Gagne, 1985). Menurut Degeng (1989) bahwa uatu balikan hendaknya bersifat informatif. Secara operasional pemberian balikan dilakukan dengan (l) menggunakan umpan balik motivasional yang positif, sesudah setelah respon yang diberikan siswa secara tepat, (2) menghindari pemberian balikan yang dapat mengurangi motivasi, (3) menggunakan ganjaran ekstrinsik atas respon yang benar dan jangan memberi ganjaran pada respon yang salah. Balikan dapat membantu memantau dan mengatur kegiatan belajar berikutnya. Menurut Bardwell (1981) informasi balikan mempunyai dua fungsi yaitu (l) sebagai perbaikan, dan (2) sebagai penguatan. Balikan berfungsi sebagai perbaikan jika balikan tersebut memberi informasi kepada penerima balikan tentang bagian-bagian tingkah laku penerima balikan yang kurang atau tidak sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan, atau bagian tingkah laku yang sesuai atau boleh dilanjutkan. Balikan berfungsi sebagai penguat jika berisi hasil suatu unjuk kerja dalam kaitannya dengan imbalan yang diterima.
Balikan memberi informasi tentang perolehan unjuk kerja individu. Dari balikan tersebut individu memperoleh hasil dari pengalaman itu. Balikan juga dapat membantu meningkatkan motivasi dan mengatur kegiatan selanjutnya. Pemrosesan balikan dalam diri seseorang yang berasal dari pemberi balikan dan stimulus terjadi dalam tiga tahapan, yaitu (l) mempersepsi balikan, (2) mempunyai keinginan untuk menanggapi balikan, (3) merespon (Ilgen, Fisher dan Taylor, 1979).


8[b]. Menilai Unjuk Kerja[/b]
Tahap menilai unjuk kerja berguna untuk menetapkan seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran dan mampu menampilkan unjuk kerja seperti yang ditetapkan dalam tujuan secara konsisten (Gagne, 1985). Disamping itu hasil penilaian unjuk kerja siswa dapat digunakan juga sebagai bahan pijakan bagi guru untuk mengumpulkan data guna merevisi/memperbaiki isi pembelajaran seefektif mungkin (Dick and Carey, 1985). Guna menilai unjuk kerja siswa dapat dilakukan melalui proses penilaian formatif atau penilaian sumatif. Alat penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat tes baik tes tulis, lisan ataupun tes perbuatan; ini tergantung dari karakteristik isi pembelajaran.


9. Meningkatkan Retensi dan Alih Belajar
Meningkatkan retensi dan alih belajar merupakan tahap tarakhir, yang secara eksplisit dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran. Retensi merupakan jumlah hasil belajar yang masih mampu diingat atau diproduksi oleh siswa setelah selang waktu tertentu (Gagne, 1985). Makin banyak jumlah hasil belajar yang mampu diingat oleh siswa dalam selang waktu tertentu, berarti tingkat retensi tinggi, jadi pembelajaran dianggap efektif.

HASIL-HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian Pranoto (2001) dengan judul: Penerapan Pembelajaran Dengan Model The Event Of Instruction Pada Matakuliah Mekanika Teknik V Dalam Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa menyimpulkan sebagai berikut: (l) Model tahapan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam matakuliah Mekanika Teknik V. Hal ini nampak dari adanya peningktan hasil belajar, motivasi belajar, keaktifan mahasiswa dan interaksi mahasiswa-dosen. Model tahapan pembelajaran menuntut adanya persiapan pembelajaran yang sistematis oleh dosen, terutama penyiapan dan pengorrganisais isi pembelajaran, penyiapan tugas-tugas pembelajaran yang mampu mendorong aktifitas/keaktifan mahasiswa, dan (2) Dengan penerapan model tahapan pembelajaran dalam matakuliah Mekanika Teknik V maka kegiatan pembelajaran akan lebih berfokus pada “student centered” dan lebih menempat dosen sebagai fasilitator, yang mampu mendorong dan mengembangkan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran.



CATATAN
SEMUA TULISAN YANG ADA DI WEB INI BUKAN HANYA UNTUK MAHASISWA SAYA SAJA. MASYARAKAT UMUM BISA MENGCOPY TULISAN INI DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA. TERIMA KASIH.
BAGI MAHASISWA SAYA YANG TELAH LULUS, HARAP SELALU MENGUNJUNGI WEB INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN.

Content received from: Web Based Learning, http://madewena-ts-um.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar